Lampung Blogging: TANGISAN AHOK DAN TANGIS ANAK-ISTRI SAYA

Informasi Terbaru

Monday 2 January 2017

TANGISAN AHOK DAN TANGIS ANAK-ISTRI SAYA



Sambil menanak nasi, istri saya kelihatan murung. Perkiraan saya, mungkin itu dikarenakan pagi ini kami tak mampu membelikan susu formula buat anak gadis kami yang masih berusia 11 bulan. Sehingga, ketika istri memasak nasi, saya anjurkan untuk melebihkan air dari biasanya. Agar ketika air yang bercampur beras sudah mendidih, TAJIN-nya dapat diambil untuk menggantikan susu formula anak kami. 

Ah, saya kok jadi teringat dengan penyanyi balada Iwan Fals yang dulu getol banget mengkritik penguasa lewat lagu-lagunya. Bahkan, saking tenarnya nama dia, sewaktu SMP saya sempat membeli empat buah poster bergambar wajahnya, lalu saya tempelkan didinding kelas.  Alhasil, sebab itu saya dimarahi kepala sekolah, wali kelas, dan guru-guru. Sampai-sampai orang tua saya dipanggil ke sekolah lantaran masalah tersebut.

Tapi setelahnya, saya tetap tak kapok. Bahkan ketika SMA, saya malah semakin keranjingan dengan sosok Iwan Fals. Gambar dan kasetnya seabrek numpuk dikamar dekil saya. Tapi sayangnya, satu kalipun saya tak pernah secara langsung melihat beliau. Padahal, waktu itu saya punya satu keinginan jika ketemu dia. Tak muluk-muluk kok, saya hanya pengin masukin kentutnya didalam botol bekas air mineral, lalu saya pamerkan pada teman-teman saya. “Ini loh, kentut orang terkenal,” 

Tapi itu semua tempo dulu. Karena faktanya, Kang Iwan idola saya, sekarang jarang nongol diteve. Kalau pun nongol, jarang ia melantunkan lagu cabe rawit dengan rasa pedasnya. Saya jadi Suudzon, jangan-jangan harga susu bayi jadi tinggi disebabkan Kang Iwannya yang tak pernah lagi nongol di Teve sambil nyanyi BBM naik tinggi susu tak terbeli.

“Ini pak susu-nya kasih ke Adek,” Istri tiba-tiba memanggil dan membuyarkan lamunan saya tentang masa dulu. “Iya, bu.” kata saya sambil menerima Dot Susu Formula Cap Air Beras dari tangan istri yang kemudian saya sodorkan ke mulut anak kami yang sedari tadi mengemut-emut jempol tangan kanannya.  Awalnya, ia doyan. Tapi beberapa detik kemudian ia seperti merengek. Mungkin saja, ia berpikir bahwa rasa susu dalam DOT kali ini agak beda dengan susu biasanya.

Benar saja, setelah itu, ia menangis, meraung bahkan. Berbagai taktik dan strategi saya lakukan agar ia mau memasukkan Dot kemulutnya, tetapi situasi dan kondisi tetap saja tak berubah, malah ia tambah membesarkan volume tangisnya. Sehingga, dengan terpaksa sang istri pun turun tangan. Alhamdulillah, akhirnya istri saya mampu merayu-paksa anak kami buat meminum susu air beras tersebut. Sekilas, terlihat seperti ada air yang keluar dari mata istri saya.

Ah, kasihan sekali istriku. Ia menangis sebab kupaksa menyudahi tangis lapar anakku dengan AIR TAJIN serupa susu. 

Tapi saya masih bersyukur, sebab saya yakin, tangis anak-istri saya berbeda dengan Tangis AHOK.  Beda banget.









No comments:

Post a Comment

Hindari Komentar yang mengandung Spam, P*rn* dan SARA.