Aiptu Larwono (Sumber : lampost,co) |
Polisi Ini Jadi Pahlawan Petani Di kampungnya_ Jika di
Cianjur ada AKBP Asep Guntur Rahayu, yang namanya melejit di kalangan
nitizen lantaran kedermawanannya dalam membantu Ibu Iyah (BACA : KAPOLRES CIANJUR BANTU IBU MISKIN ). Di Lampung
pun, ada sosok polisi yang memiliki jiwa sama dengan sosok Kapolres Cianjur
itu.
Adalah Aiptu
Larwono MS, yang kini menjabat Kasium Polres Lampung Tengah. Kekeringan yang
hampir setiap tahun terjadi dan mengganggu produktivitas pertanian menggerakkan
hati anggota polisi yang juga aktif sebagai petani ini, untuk mencari solusi dengan
membuat embung yang bisa digunakan mengairi tanah pertanian di kampungnya. Hebatnya,
Polisi yang sudah bertugas sejak 1986 ini, tak pernah meminta bayaran sepeser
pun kepada masyarakat yang menggunakan air di embungnya.
Sebagaimana dikutip dari Lampost,co, Pembangunan embung tersebut bermula saat Larwono masih dipercaya menjadi kepala Kampung Kedaton 2, Kecamatan Batanghari Nuban, Lampung Timur pada tahun 1994 lalu. Dari waktu ke waktu Larwono melihat masyarakat yang ia pimpin selalu mengalami kesulitan saat kemarau tiba. Akhirnya ia mencari solusi, dan pada 2002 ia memutuskan membangun embung.
Saat itu
ia menggali tanah hingga menemukan mata air. Dari mata air inilah embung terisi
air dan bisa digunakan untuk mengairi sekitar 10 hektare tanaman sayur-sayuran
di kampungnya. Tidak serupiah pun ia meminta bayaran kepada petani yang
menggunakan air dari embungnya.
"Saya gunakan untuk mengairi tanaman sayur, karena saya juga petani. Masyarakat yang memiliki lahan di sekitar embung juga mengambil air tanpa saya bebani biaya," kata Larwono.
"Embung
itu sudah aktif digunakan selama bertahun-tahun dan masyarakat ikut menikmati
manfaatnya," lanjutnya.
Pada 2009, masa jabatan Larwono sebagai kepala kampung berakhir dan ia kembali bertugas di kepolisian. Sejak bertugas kembali di Polres Lampung Tengah, Larwono masih meneruskan hobi bertani sepulang bertugas.
Ia
melihat sekitar 322 hektare sawah produktif dan 776 hektare lahan darat di
kampungnya selalu kekurangan air saat kemarau. Akhirnya ia putuskan membangun
dua embung lagi di lahan miliknya.
Maka, dengan
biaya seadanya, ia membuat embung seluas 10 X 30 meter dengan kedalaman sekitar
tiga meter.
"Baru beberapa hari yang lalu selesai. Mata air embung itu lumayan besar. Diperkirakan mampu mencukupi kebutuhan air bagi 20-an hektare lahan tanaman sayur-mayur. Nanti jika sudah beroperasi, saya juga tidak akan mengambil bayaran sepeser pun kepada masyarakat yang menggunakan air itu," kata Larwono.
Larwono mengaku masih banyak kekurangan embung di kampungnya. Rintisan program embungisasi sudah ia lakukan. Namun untuk mencukupi ratusan ha sawah dan lahan darat masih membutuhkan banyak embung-embung baru.
Dapatkan artikel menarik Lampung Blogging cukup dengan KLIK DISINI
No comments:
Post a Comment
Hindari Komentar yang mengandung Spam, P*rn* dan SARA.